Hard Cluster Telkomsel kemungkinan akan berlaku per Kecamatan atau per Kabupaten, informasi ini masih simpang siur karena belum ada sosialisasi yang jelas ataupun statement langsung dari para Area Dealer masing-masing wilayah. Selama ini regionalisasi bisa di "akali” dengan menggunakan HLR tetapi jika clusterisasi bukan soal di HLR-nya tapi nomor yang akan diisi harus di-isikan oleh chip mkios yg berada pd BTS yang sama dengan nomor yang di-isikan walaupun nomor yg diisi itu bukan HLR setempat jika pakai bahasa kerennya "Geolocking by BTS” Kemungkinan sistem ini memang akan memberatkan server Telkomsel, karena langkah pengisian pulsa harus mendeteksi dahulu lokasi nomor yang akan di-isikan pulsanya. Aturan yang mungkin ada ialah para pemegang SD M-Kios dipastikan hanya memberikan stok kepada RS M-Kios (yang artinya server pulsa jangan dikasih jatah) sehingga kemungkinan akan mempersempit gerak server atau mungkin lebih sadis membuat server pulsa punah. Apa yang akan terjadi jika hard cluster benar-benar diberlakukan oleh Telkomsel?, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang susah-susah gampang dijawab oleh para penjual pulsa, dan tentunya juga para pemain server pulsa all operator. Banyak keluhan yang dikemukakan oleh para pemilik server pulsa mengenai kebijakan hard cluster ini, karena dampaknya yang sangat hebat yaitu tentunya mempersempit ruang gerak server all operator. Tidak bisa dipungkiri, menurut data Aspindo (Asosiasi Server Pulsa Indonesia) 60% penjualan voucher nasional didistribusikan oleh server all operator yang artinya server pulsa memegang lebih dari separuh jalur distribusi pulsa nasional, jadi untuk para provider tidak mungkin dalam waktu sekejap mata dapat mengambil alih porsi 60% server pulsa. Jika kebijakan ini jadi diberlakukan kemungkinan para penjual pulsa akan beralih memakai chip Mkios, tetapi pertanyaannya apakah mungkin semua penjual pulsa mampu untuk melakukan pembelian stok Mkios? Jika kalangan penjual pulsa tidak mampu membeli stok Mkios ( dan tentunya stock operator yang lain) maka mereka akan meninggalkan sebuah segmen pasar yang sangat besar yang mungkin tidak akan terjangkau oleh para canvasser provider tersebut. Apa dampak kebijakan hard cluster terhadap penjualan one chip all operator yang terjadi saat ini?. Tujuan utama dari hard cluster sebenarnya adalah agar operator bisa mendistribusikan stoknya secara lebih presisi sesuai dengan kebutuhan cluster masing-masing dan akhirnya menghitung kebutuhan stok di tiap cluster, tetapi yang terjadi adalah operator terkesan menekan para dealer untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan stok yang kemungkinan dalam waktu 1 minggu tak akan habis.
Sehingga yang terjadi adalah para dealer berusaha untuk menghabiskan stok tersebut dengan berbagai cara dari mulai banting harga sampai lempar stok seenaknya ke server-server all operator. Hal ini yang menyebabkan harga pasar menjadi tidak stabil dan stok yang didapatkan oleh para server juga pasti akan dijual ke luar melewati area clusternya, kejadian inilah yang menyebabkan operator sulit menghitung kebutuhan stok di tiap cluster dengan presisi.
Efek dari hard cluster yang dijalankan oleh Telkomsel adalah kurang baik bagi para penjual pulsa dan pemilik server pulsa, karena pembatasan cluster tidak memperhitungkan berapa banyak pengguna di cluster tersebut dan berapa banyak penjual pulsa di cluster tersebut, rasanya dengan mobilitas para penjual pulsa saat ini hampir tidak mungkin untuk mendata konter-konter pulsa secara tepat dan akurat karena tanpa konter pun banyak yang masih bisa berjualan pulsa.
Para operator juga tidak memperhitungkan "kurus dan gemuknya” suatu cluster sehingga bisa saja terjadi permainan harga oleh para dealer pada cluster yang mempunyai penjualan tinggi demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pada akhirnya yang dirugikan adalah yang berada pada jalur distribusi yang terbawah yaitu konter-konter pulsa yang hanya mampu membeli all operator itu pun hanya yang kasih tempo saja.
|