TEMPO Interaktif, Bandung - Kementrian Komunikasi dan Informatika akan mengatur harga kartu perdana telepon seluler. Harga kartu perdana yang ada sekarang dinilai terlalu rendah sehingga membuat orang kerap gonta-ganti nomor.
"Kalau buat nipu beli aja kartu perdana Rp 2.000 dapet pulsa Rp 10 ribu. Dia tidak lagi mengisi registrasi kalaupun mengisi nama dan alamat yang banyak palsu. Negara sulit memantaunya," ujar Muhamad Budi Setiawan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Kementrian Komunikasi dan Informatika di Bandung, Jawa Barat, Senin (27/9).
Ia menegaskan kenaikan harga kartu perdana itu bertujuan untuk efisiensi nomor telepon seluler yang dikeluarkan oleh negara. Paling tidak saat ini dari data para operator telekomunikasi ada sekitar 160 juta nomor ponsel yang beredar di masyarakat. "Nomor perdana ini terbatas, kecuali kita mau memakai 20 digit nomor. organisasi telekomunikasi dunia hanya membatasi 15 digit." ujarnya.
Budi menyatakan, Kementrian sudah meminta operator untuk mengembalikan nomor yang tidak aktif ke negara. Tapi, operator beralasan nomor yang mati tersebut masih digunakan dan aktif.
"Sudah lama kementrian mengirimkan surat ke para operator," katanya seraya menyatakan untuk indonesia saat ini yang banyak dipakai sekitar 10 atau 11 digit padahal rata rata dunia menggunakan sekitar 13 sampai 15 digit.
"Untuk harganya belum diatur, yang pasti terjangkau. Bagaimana nantinya nomor punya harganya. Dan Operator diharapkan mendaur ulang nomor yang tidak dipakai. Karena negara memiliki frekuensi dan nomornya" ujarnya.
Nah , yang pertama saya memeriksa untuk amanahreload.ucoz.ae ! Kami adalah sekelompok relawan dan memulai inisiatif baru dalam komunitas regional di relung yang sama persis . Blog Anda diberikan kepada kita informasi berharga untuk bekerja pada . Anda telah melakukan tugas yang luar biasa ! harap Anda beruntung